Mau Tambah Penghasilan? atau Mau Youtube Cepat Monev?

Jasaview.id

Sabtu, 25 April 2020

Sirna Dalam Cinta Bagian 16


 Oleh: Telaga Warna

 
“Ini kembalinya lebih Rp. 2.000 bu?” Tanya Om Roji. “Tidak apa-apa dek, ambil saja tidak ada uang receh, udah bawa aja, itung-itung diskon untuk pelanggan baru ibu, toh belanjanya juga habisnya banyak”, ibu pemilik warung dengan perasaan senang. “Yaudah bu, terima kasih ya”, Om Roji mengucapkan terimakasihnya kepada ibu pemilik warung sambl berlalu dari warung tersebut. Sesampainya di rumah kontrakan paman Om Roji, paman Om Roji sudah menunggu mereka berdua di ruang tamu dan di hadapan paman Om Roji sudah tersedia beberapa prosi nasi goreng dan beberapa gelas kopi hitam. “Dari mana saja Ji, paman nunguin kamu untuk sarapan bersama, paman harus berangkat ke tempat kerja paman, kebetulan di tempat kerja paman lagi ada sedikit masalah, jadi paman harus segera ke tempat kerja paman, apa yang kamu bawa itu Ji?” Ujar paman Om Roji sambil bertanya.

“Maaf paman, kami tadi sholat subuh berjamaah di musholla, dalam perjalanan pulang tadi di gang itu ada warung yang menjual nasi uduk, ya sekalian saja kami membelinya”, tutur Om Roji. “Oh, ini bibimu sudah menyiapkan sarapan pagi buat kalian, nasi gorang special, eh kalian malah beli nasi uduk, ya sudah, mari kita sarapan sama-sama, ayo Anton kita sarapan?” ajak paman Om Roji. “Iya paman, mari kita sarapan sama-sama, kebetulan saya juga sudah lapar,” pamanku mencoba memecahkan suasana. Mereka pun sarapan bersama dengan lahapnya, tanpa ada satu kata pun yang keluar dari bibir mereka bertiga saat mereka menyantap sarapan mereka. Saking laparnya, paman Anton mengambil sebungkus nasi uduk untuk paman makan lagi. Selesai sarapan, paman Om Roji segera pamit untuk berangkat ke tempat kerjanya dan mereka berdua melanjutkan sarapan dan ngopi sambil menghisap rokok mereka di teras rumah paman Om Roji.

Dikarenakan sampai pagi itu, mereka berdua belum juga memejamkan matanya, akhirnya tanpa disadari mulut mereka berdua yang sudah menguap panjang merebahkan tubuhnya dan tertidur pulas, saking pulasnya tidur mereka berdua, ketika ada orang atau tetangga yang berlalu lalang di depan kontrakan paman Om Roji tidak mereka berdua ketahui. Rasa lelah dalam perjalanan ditambah semalam tidak tidur dan beristirahat membuat tidur mereka sangat lelap dan tak terusik oleh suara-suara yang diakibatkan oleh anak-anak dari paman Om Roji, yang apabila mereka dalam kondisi tersadar pasti akan merasakan kesal karena suara anak-anak yang berisik, ditambah anak-anak tetangga paman Om Roji yang ikut nimbrung bermain bersama anak-anak paman Om Roji. Sepertinya di alam mimpi mereka sudah dibawa jauh sekali, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa hari sudah beranjak sore hari, namun tetap saja mereka berdua masih terlelap dan tenggelam dalam mimpi-mimpi mereka berdua.
____<<<<>>>>____

Tidak ada komentar:

Posting Komentar