Oleh: Telaga Warna
“Ini kembalinya
lebih Rp. 2.000 bu?” Tanya Om Roji. “Tidak apa-apa dek, ambil saja tidak ada
uang receh, udah bawa aja, itung-itung diskon untuk pelanggan baru ibu, toh
belanjanya juga habisnya banyak”, ibu pemilik warung dengan perasaan senang.
“Yaudah bu, terima kasih ya”, Om Roji mengucapkan terimakasihnya kepada ibu
pemilik warung sambl berlalu dari warung tersebut. Sesampainya di rumah
kontrakan paman Om Roji, paman Om Roji sudah menunggu mereka berdua di ruang
tamu dan di hadapan paman Om Roji sudah tersedia beberapa prosi nasi goreng dan
beberapa gelas kopi hitam. “Dari mana saja Ji, paman nunguin kamu untuk sarapan
bersama, paman harus berangkat ke tempat kerja paman, kebetulan di tempat kerja
paman lagi ada sedikit masalah, jadi paman harus segera ke tempat kerja paman,
apa yang kamu bawa itu Ji?” Ujar paman Om Roji sambil bertanya.
“Maaf paman,
kami tadi sholat subuh berjamaah di musholla, dalam perjalanan pulang tadi di
gang itu ada warung yang menjual nasi uduk, ya sekalian saja kami membelinya”,
tutur Om Roji. “Oh, ini bibimu sudah menyiapkan sarapan pagi buat kalian, nasi
gorang special, eh kalian malah beli nasi uduk, ya sudah, mari kita sarapan
sama-sama, ayo Anton kita sarapan?” ajak paman Om Roji. “Iya paman, mari kita
sarapan sama-sama, kebetulan saya juga sudah lapar,” pamanku mencoba memecahkan
suasana. Mereka pun sarapan bersama dengan lahapnya, tanpa ada satu kata pun
yang keluar dari bibir mereka bertiga saat mereka menyantap sarapan mereka.
Saking laparnya, paman Anton mengambil sebungkus nasi uduk untuk paman makan
lagi. Selesai sarapan, paman Om Roji segera pamit untuk berangkat ke tempat
kerjanya dan mereka berdua melanjutkan sarapan dan ngopi sambil menghisap rokok
mereka di teras rumah paman Om Roji.
Dikarenakan
sampai pagi itu, mereka berdua belum juga memejamkan matanya, akhirnya tanpa
disadari mulut mereka berdua yang sudah menguap panjang merebahkan tubuhnya dan
tertidur pulas, saking pulasnya tidur mereka berdua, ketika ada orang atau
tetangga yang berlalu lalang di depan kontrakan paman Om Roji tidak mereka
berdua ketahui. Rasa lelah dalam perjalanan ditambah semalam tidak tidur dan
beristirahat membuat tidur mereka sangat lelap dan tak terusik oleh suara-suara
yang diakibatkan oleh anak-anak dari paman Om Roji, yang apabila mereka dalam
kondisi tersadar pasti akan merasakan kesal karena suara anak-anak yang
berisik, ditambah anak-anak tetangga paman Om Roji yang ikut nimbrung bermain
bersama anak-anak paman Om Roji. Sepertinya di alam mimpi mereka sudah dibawa
jauh sekali, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa hari sudah beranjak
sore hari, namun tetap saja mereka berdua masih terlelap dan tenggelam dalam
mimpi-mimpi mereka berdua.
____<<<<>>>>____

Tidak ada komentar:
Posting Komentar