Mau Tambah Penghasilan? atau Mau Youtube Cepat Monev?

Jasaview.id

Rabu, 13 Mei 2020

Keajaiban dan Kedahsyatan Sebuah Dzikir: Faidah dan Manfaat Dzikir dalam Kehidupan Dunia dan Akhirat

Keajaiban dan Kedahsyatan Sebuah Dzikir: Faidah dan Manfaat Dzikir dalam Kehidupan Dunia dan Akhirat

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang artikel yang berkaitan dengan keajaiban dan kedahsyatan sebuah zikir, dimana penulis mengambil sumbernya dari beberapa artikel yang sudah ada atau sudah ditulis oleh penulis artikel tentang zikir terdahulu. Saya mengambil beberapa sumber saja agar tidak terlalu panjang dalam pembahasannya. Semoga apa yang saya kumpulkan ini menjadi bahan kajian dan dan renungan bagi kita semua dan bermanfaat bagi kita semua.

Sumber yang pertama yang akan kita sampaikan yaitu artikel yang menulis tentang “Dahsyatnya Zikir” yang bersumber dari http://harianrakyatbengkulu.com. Pada tulisan ini dibahas beberapa manfaat dan keajiabn serta kedahyatan sebuah zikir. Ditulis oleh Haryono dan inilah pembaasannya, mari kita simak bersama.

BENGKULU – Suatu hari ada beberapa orang fakir dan miskin dari kaum Muhajirin, menemui Rasulullah SAW. Mereka Mengadukan perihal keterbatasan mereka dalam mendapatkan peluang pahala. Dan inilah ciri khas generasi sahabat. merasa sangat rugi, sedih jika mereka tahu orang lain melakukan kebaikan sementara mereka tidak melakukanny.

Sedihnya dikarenakan mereka tertinggal dalam mengumpul pahala akhirat. Demikain pula orang – orang fakir miskin tadi, mereka menemui Rasulullah dan berkata : Ya Rasulullah, orAng-orang kaya menyapu bersih pahala dan derajat kemuliaan di sisi Allah. Saat mereka sholat kami bisa juga sholat, mereka puasa kami juga bisa puasa. Tapi ketika mereka berinfaq, shodaqah, zakat, berkurban, umrah, membantu perbekalan jihad, kami tidak bisa melakukannya. Karena kami tidak punya harta untk ibadah tersebut. Padahal nilai pahalanya sangat besar.

Lalu dengan senyum penuh kasih sayang Rasulullahpun menjawab : maukah kalian aku ajari, suatu amalan yang jika kalian melakukannya, maka niscaya kalian akan mampu menyusul pahal mereka, dan kalian tidak akan terkejar oleh orang-orang setelah kalian, dan tidak ada yang lebih baik dari kalian kecuali yang melakukan sama dengan kalian. Maka serentak mereka menjawab : mau ya Rasulullah.

Lalu Rasulullah menyampaikan kalian bacalah tasbih, tahmid dan takbir setiap selesai shalat sebanyak 33 kali. Kisah yang diceritakan Abu Hurairah yang tertuang dalam hadist Bukhari Muslim tersebut, memberikan sebuah nasehat berharga kepada kita, untuk memaksimalkan mengumpulkan pahala besar yang tak akan terkejar oleh orang setelah kita, dn tak akan ada yang lebih baik dari kita, hanya dengan membiasakan diri untuk membaca dzikir tasbih, tahmid dan takbir setiap selesai sholat wajib.

Sebenarnya amalan ini adalah amalan biasa, sudah banyak yang melakukan, hanya terkadang ada sebgian dari kita yang belum mengetahui manfaat besar yang terkandung. Sehingga tidak setiap selesai sholat lima waktu kita mau melakukan ini, ataupun kalau melakukan hanya kejar target yang penting 33 kali, sehingga bacaannya pun terkadang asal asalan.

Tasbihnya tidak jelas kalimat alhamdulillahnya tidak sempurna..hanya karena buru buru.Bahkan tidak sedikit yang selesai sholat langsung keluar masjid, tanpa dzikir.  Hadirin, mari kita ingatkan diri kita akan besarnya pahala dan keutamaan dzikir sesudah sholat, agar kita membiasakan diri setiap selesai sholat. Jangan meninggalkan tempat sebelum memastikan telah membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 kali.

Dan kita lakukan dengan lafaz yang benar, tidak hanya sekedar menghitung jari ,Paling lama jika kita lakukan dengan penuh khusuk tak akan sampai 4 menit. Dan mari kita mulai menaikkan level zikir kita dengan menyadari makna yang ada dalam bacaan tersebut. Bahwa ketika lisan kita berucap Subhanallah, hati kita mengingat akan Maha Sucinya Allah, lisan kita berucap Alhamdulillah dan hati kita merangkai banyaknya nikmat Allah yang telah kita terima, dan ketika takbir hati kita menyadari akan ke Maha besarnya Allah.

Sehingga ketika berzikir dan selesai berzikir  kita akan mersakan ketenangan, kenyamanan. Bukankah Allah mengatakan Ingatlah hanya dengan meningatKu, berzikir untuKu,,hati akan menjadi tenang.(iks)

Sumber: https://harianrakyatbengkulu.com/2019/07/26/dahsyatnya-dzikir/

 

Pembahasan selanjutnya dari https://rumaysho.com/1596-51-keutamaan-dzikir.html yang mebahas tentang keutamaan dan manfaat berzikir. Menurut artikel ini ada sekitar 51 manfaat dari zikir, waw….! Ini sangat luar biasa. Marilah kita simak ke lima puluh manfaat dari zikir kita. Penulis juga mengutipnya dari dari kitab yang ditulis oleh Ibnu Qaayyim al-Jauziyah dalam kitabhya Al-Wabilush Shoyyib.

 

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Berikut adalah keutamaan-keutamaan dzikir yang disarikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Moga bisa menjadi penyemangat bagi kita untuk menjaga lisan ini untuk terus berdzikir, mengingat Allah daripada melakukan hal yang tiada guna.

(1) mengusir setan.

(2) mendatangkan ridho Ar Rahman.

(3) menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.

(4) hati menjadi gembira dan lapang.

(5) menguatkan hati dan badan.

(6) menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.

(7) mendatangkan rizki.

(8) orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.

(9) mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.

(10) mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.

(11) mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.

(12) seseorang akan semakin dekat  pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Alalh ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh dari-Nya.

(13) semakin bertambah ma’rifah (mengenal Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.

(14) mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir, akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.

(15) meraih apa yang Allah sebut dalam ayat,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152). Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.

(16) hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟

Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”

(17) hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.

(18) dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.

(19) menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.

(20) menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir pada Allah.

(21) ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.

(22) jika seseorang mengenal Allah dalam  keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.

(23) menyelematkan seseorang dari adzab neraka.

(24) dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.

(25) dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.

(26) majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.

(27) orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.

(28) akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.

(29) karena tangisan orang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.

(30) sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.

(31) dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.

(32) dzikir adalah tanaman surga.

(33) pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak diberikan pada amalan lainnya.

(34) senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19)

(35) dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.

(36) dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan baginya kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.

(37) dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.

(38) orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)

وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 249)

وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah: 40)

(39) dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.

Sebagaimana terdapat dalam hadits,

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ

Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.[1]

(40) dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,

« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »

Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).[2] Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur. Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152). Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.

(41) makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.

(42) hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin hatinya yang keras itu sembuh, maka berdzikirlah pada Allah.

Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan dzikir pada Allah.”

Karena hati  ketika semakin lalai, maka semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berdzikir pada Allah, lelehlah kekerasan hati tersebut sebagaimana timah itu meleleh dengan api. Maka kerasnya hati akan meleleh semisal itu, yaitu dengan dzikir pada Allah ‘azza wa jalla.

(43) dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat hati yang sakit adalah dengan berdzikir pada Allah.

Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”

(44) tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Dzikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.

(45) dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikatnya bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapat shalawat (pujian) Allah dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab: 41-43)

(46) dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Karena Allah-lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dia-lah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berdzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeda halnya dengan orang yang lalai dari dzikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.

(47) dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar. Dzikir pada Allah benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.

(48) dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan selalu diraih. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.

(49) dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa melakukan hal yang menakjubkan. Itulah karena disertai dengan dzikir. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya, dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berdzikir.

(50) orang yang senantiasa berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, gunung dan tanah, akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah: 1-5)

(51) jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia. Karena lisan sama sekali tidak bisa diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berdzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tadi. Ingatlah bahwa jiwa jika tidak tersibukkan dengan kebenaran, maka pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia.[3]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.



Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho: https://rumaysho.com/1596-51-keutamaan-dzikir.html

 

Artikel selanjutnya membahas tentang kedahsyatan sebuah zikir, sampai-sampai malaikat pencata amal saja tidak sanggup untuk mencatat pahalanya. Ini membuktikan bahwa pahala dari zikir ini sangat luar biasa, bagaimana tidak, karena zikir adalah mengingat-ingat Allah dalam kondisi apapun dan bagaimanapun. Mari kita baca dan perhatikan secara seksama apa yang membuat zikir ini sangat dahsyat samapi-sampai sedemikian rupa.

 

Dahsyatnya Zikir Ini Hingga Malaikat Tak Sanggup Mencatat Pahalanya

Rusman Siregar

Senin, 6 Januari 2020 - 05:15 WIB

 

Orang-orang yang berzikir di kalangan umat Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam (SAW) memiliki kemuliaan di sisi Allah Ta'ala. Betapa dahsyatnya keutamaan berzikir sampai-sampai para Malaikat tidak sanggup untuk mencatat pahalanya.

Pengasuh Yayasan Al Hawthah Al Jindaniyah, Al-Habib Ahmad bin Novel Jindan, menceritakan sebuah kisah penuh hikmah yang dinukil dari hadis riwayat Imam Ahmad. Dikisahkan, ada seorang lelaki datang menghadap Rasulullah SAW setelah mengucapkan salam dan duduk ia berkata: "Puji syukur sebanyak-banyaknya saya panjatkan ke hadirat Allah, puji syukur yang baik dan diberkahi Allah, sebagaimana Tuhan kami ingin disyukuri sebagaimana mestinya."


Rasulullah SAW menyahut, "Apa yang engkau ucapkan tadi?" Laki-laki itu lalu mengulang kembali apa yang diucapkannya. Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, sepuluh Malaikat semuanya ingin segera mencatat ucapan itu, namun mereka tidak tahu bagaimana mencatatnya, mengingat pahala yang didatangkannya amat banyak. Pada akhirnya mereka teruskan kepada Allah Yang Mahamulia. Kemudian Allah berkata kepada mereka, "Catatlah sebagaimana yang diucapkan oleh hamba-Ku itu. Imbalan pahalanya ada pada-Ku".


Rasulullah SAW berkata kepada seorang sahabat:

اذا شجاك شيطان اوسلطان فقل : يا من يكفى عن كلّ احد ولا يكفى عنه احد يااحد من لا احد له يا سند من لا سند له. انقطع الرّجاء إلا منك نجّنى ممّا انا فيه واعنّى على ما انا عليه ممّا قد نزل بى بجاه وجهك الكريم وبحقّ سيّدنا محمّد صلّى الله عليه وسلّم. امين امين


"Jika engkau dibuat susah oleh setan atau oleh sultan (penguasa) ucapkanlah (doa): Ya Allah Yang tidak butuh kepada siapa pun yang tidak butuh kepada-Nya. Ya Allah Maha Esa yang tiada siapa pun menyertai-Nya. Ya Allah tempat bersandar hamba-hamba-Nya, yang tidak membutuhkan sandaran apa pun. Putuslah harapan kecuali yang tercurah kepada-Mu. Selamatkanlah aku dari keadaan di mana aku berada di dalamnya dan tolonglah aku dari sesuatu (musibah) berat yang sedang menimpaku, demi keagungan dan kemuliaan wajah-Mu, dan demi kebenaran Sayyidina Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Aamiin."


Barangsiapa yang mengucapkan:

الحد لله الّذي تواضع كلّ شيء لعظمته. والحمدلله الّذي ذلّ كلّ لعزّته والحمدلله الّذي حضع كلّ شيء لملكه والحمدلله الّذي إستسلم كلّ شيء لقدرته


"Puji syukur bagi Allah yang segala sesuatu merendah di depan keagungan-Nya. Puji syukur bagi Allah yang segala sesuatu hina karena kemuliaan-Nya. Puji syukur bagi Allah yang segala sesuatu tunduk kepada kerajaan-Nya. Dan puji syukur bagi Allah yang segala sesuatu menyerah kepada kekuasaan-Nya (takdir-Nya)".


Kemudian orang yang mengucapkannya itu memohon sesuatu yang ada pada Allah Ta'ala (yang dimaksud adalah mohon rahmat-Nya), maka Allah akan menyuratkan seribu kebajikan baginya, meninggikan derajatnya hingga seribu derajat (martabat) dan memerintahkan tujuh puluh ribu Malaikat mengitarinya seraya berdoa memohonkan ampun­an Allah Ta'ala baginya hingga Hari Kiamat. (HR Thabrani).

Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Thabrani, Rasulullah SAW mengatakan: Pada waktu Adam diturunkan ke bumi beliau tiba di Ka'bah (di tempat Ka'bah sekarang terletak), kemudian salat dua rakaat. Lalu kepadanya Allah mengilhamkan suatu doa (seperti berikut).

اللّهمّ إنّك تعلم سريرتى وعلا نينى فاقبل معذرتى وتعلم حاجتى فأعطنى سؤلى وتعلم ما فى نفسى فاغفرلى ذنبى. اللّهمّ إنّى اسألك ايمانا يبشّر قلبى ويقينا صادقا حتّى اعلم انّه لا يصيبنى إلّا ما كتبت لى ورضّنى بما قسمت لى. فاوحىَ اللهُ اليه: يا ادم قد قبلت توبتك وغفرت لك ذنبك ولم يدعنى احد بهذا الدّعاء الّا غفرت له ذنبه وكفّيته المهمّ من امره وزجرت عنه الشّيطان واتّجرت من وراء كلّ تاجر واقبلت اليه الدّنيا راغمة وإن لم يردها


"Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dan di luar hatiku. Karena itu terimalah ma'dzirah-ku (maafkanlah kesalahanku). Engkau mengetahui kebutuhanku, maka berilah yang kuminta. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, karena itu ampunilah dosa kesalahanku. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu iman yang menguasai hatiku dan keyakinan yang benar-benar agar aku menyadari, bahwa tidak ada musibah apa pun yang menimpa diriku kecuali yang telah Engkau suratkan atas diriku, dan jadikanlah aku ridha menerima apa yang Engkau bagikan kepadaku (yang menjadi bagianku)."


Kemudian Allah mewahyukan kepada Adam, "Hai Adam, tobatmu telah Kuterima dan dosa kesalahanmu pun telah Kuampuni. Dan siapa pun yang berdoa kepadaku dengan doa permohonan seperti itu niscaya ia Kuampuni dosa kesalahannya, Kucukupkan baginya urusan yang penting, Kuusir setan darinya, Kuberikan kepadanya keberuntungan dan keuntungan sehingga keduniaan datang berlimpah ruah kepadanya, kendati ia sendiri tidak menginginkannya. Wallahu A'lam Bisshowab.

 

Sumber: https://kalam.sindonews.com/berita/1488229/70/dahsyatnya-zikir-ini-hingga-malaikat-tak-sanggup-mencatat-pahalanya

 

Pembahasan selanjutnya tentang artikel tentang zikir di bahas oleh: http://renunganislami.net/dahsyatnya-kekuatan-dzikir/ yang membahas tentang “Dahsyatnya Kekuatan Dzikir”

Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari masalah. Entah itu masalah pekerjaan, masalah rumah tangga, masalah keuangan, dan lain sebagainya. Begitu satu masalah selesai, masalah yang lain menghampiri, seolah-olah hidup hanya untuk menanggung masalah.

Banyak orang yang bisa mengatasi semua masalahnya dengan baik, tapi tak sedikit pula yang mengeluh karena masalahnya tak kunjung usai. Apakah anda juga sedang mengalaminya? Bagaimana caranya keluar dari masalah-masalah tersebut? Barangkali kita lupa akan kekuatan dzikir.

Kata dzikir berasal dari bahasa Arab, adz-dzikir yang berarti mengingat, mengucap dan berbuat baik. Pengertian dzikir sendiri adalah mengingat dan menyebut asma Allah SWT, seperti dengan membaca tasbih, tahlil, istighfar maupun shalawat.

Dengan berdzikir, manusia akan menyadari bahwa ada kekuasaan dari segala yang ada di dunia ini, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, dalam mewujudkan segala yang diinginkan dan diharapkan, manusia membutuhkan pertolongan-Nya.

Dzikir dapat pula berarti berbuat baik atau beramal saleh guna mendekatkan diri kepada Allah SWT sesuai dengan yang telah diajarkan oleh Rasullullah saw, misalnya dengan berbakti kepada orang tua, berlaku jujur, melakukan kebaikan dan menghindari kemungkaran.

 

Kekuatan dzikir sangat dahsyat bagi kehidupan. Dzikir merupakan salah satu bentuk komitmen keberagamaan seseorang. Dzikir juga merupakan kunci ketenangan jiwa, karena menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali pada Allah.

Manfaat dzikir sudah dibuktikan oleh banyak ilmuwan di berbagai belahan dunia. Berikut ini manfaat dan kekuatan dzikir dalam kehidupan kita:

1) Mencegah dan mengobati penyakit. Berdasarkan penelitian dari Dr. Francis Keefe, seorang peneliti dari Duke University Medical School, Amerika Serikat, efek dzikir dapat mengatasi nyeri artritis rematik.

Penelitian yang dilakukan pada 35 orang yang mengalami arthritis rematik membuktikan bahwa pasien yang dekat dengan Tuhan lebih mampu mengatasi rasa nyerinya. Dalam Journal of Chronic Diseases, 1972, yang diungkapkan oleh Comstock, membuktikan bahwa orang yang melakukan dzikir secara teratur dapat menurunkan resiko kematian akibat jantung koroner hingga 50%. Selain itu, kekuatan dzikir juga dapat memperpanjang usia penderita HIV/AIDS.

2) Kunci ketenangan jiwa. Dengan berdzikir dapat menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana dan mendatangkan ketenangan, ketentraman serta kebahagiaan hati.

3) Mendatangkan rizki.

4) Mendatangkan ridha Allah.

5) Semakin dekat dengan Allah.

6) Melindungi dari marabahaya.

7) Dzikir akan mengusir setan dan mengekangnya.

8) Dzikir dapat menghapus dosa dan menyelamatkan manusia dari azab Allah.
9) Menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.

10) Dzikir dapat menghindarkan dari sifat munafik dan sifat buruk lainnya.

Selain yang disebutkan diatas, masih banyak lagi manfaat dari kekuatan dzikir dalam kehidupan kita di dunia maupun di akhirat nanti. Dzikir bisa menjadi cahaya ketika manusia telah berada di alam kubur.

Dzikir adalah ibadah yang paling ringan dan sangat mulia. Ibarat sebuah bangunan, dzikir adalah pondasinya. Bisa dibayangkan apabila sebuah bangunan tanpa pondasi tentunya akan hancur. Seperti itulah kekuatan dzikir. Begitu pentingnya dzikir, sehingga, tidak ada alasan apapun bagi seorang muslim untuk meninggalkan dzikir.

Sebenarnya tak ada waktu khusus yang perlu dipersiapkan untuk berdzikir. Kita bisa berdzikir dimana saja dan kapan saja, entah itu seusai shalat, saat menjelang tidur, dan sebagainya. Yakinlah, sebanyak atau seberat apapun masalah yang kita hadapi, dengan berdzikir Allah akan menunjukkan jalan keluarnya. Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah.

Sumber: http://renunganislami.net/dahsyatnya-kekuatan-dzikir/

 

Pembahasan yang terakhir dari artikel ini juga masih berkaitan dengan kedahsyatan zikir, marilah kita juga secara seksama dan mendalam serta dengan pemahaman yang penuh membaca artikelnya.

Dahsyatnya Dzikir

(Al Fikrah No.14/Tahun VIII/29 Jumadil Awal 1428 H)

Ibadah ini termasuk ibadah yang paling mudah. Tidak memerlukan banyak waktu, dapat dilakukan kapan dan di mana saja, dengan atau tanpa wudhu, bahkan oleh wanita yang datang bulan sekalipun. Ya, tanpa halangan.

Tetapi ibadah ini menuntut frekuensi yang tinggi, dilakukan sesering mungkin, dan bukan ketika sempat saja. Mengapa demikian? Anda mesti tahu makna zikir terlebih dahulu. Zikir pada dasarnya adalah "tidak lupa", alias "ingat" yang lawannya adalah lupa. Mungkinkah Anda mengingat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala barang sebentar, kemudian Anda bilang, "Beginilah cara berzikir yang benar?" Tentu saja tidak demikian, akan tetapi sekali lagi, dia terkait dengan pengertian "banyak" dan "sering".

           
Cermatilah firman-firman Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang berbicara tentang zikir dan kaitannya dengan frekuensi pelaksanaannya.Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al Ahzâb: 41).

Demikian pula firman-Nya,

"Dan laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al Ahzâb: 35).

Demikian pula,

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguhhatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung." (QS. Al Anfâl: 45).

Juga firman-Nya,

"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring." (QS. Âli ‘Imrân: 191).

Dalam ayat yang lain,

"Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-bangga-kan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu." (QS. Al Baqarah: 200).
          
Di dalam Al Qur’an, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala tidak pernah menyebutkan suatu ibadah yang secara khusus diperintahkan untuk diperbanyak selain zikir. Maka, marilah perbanyak zikir sejak sekarang, sebab jika tidak, Anda harus berhati-hati terhadap peringatan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala dalam ayat berikut ini,

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah, kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisâ’: 142).

           
Sudahkah Anda membaca ayat di atas dengan hati terbuka? Sedikit mengingat Allah adalah sifat orang-orang munafik. Maka segeralah, jangan lewatkan waktu-waktu Anda tanpa mengingat Allah. Berangkat ke sekolah, ke kampus, tempat kerja, olahraga, bahkan ketika hendak masuk ke kamar kecil sekalipun, kita diperintahkan untuk berzikirdengan membaca doa sebelum masuk WC.


Tidak ada yang sulit, Anda tidak perlu melakukan apa-apa selain "memulai".

Keutamaan Berzikir
Allah Taala berfirman:

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu… (Al-Baqarah, 2:152).

           
Menakjubkan! Hanya dengan banyak mengingat Allah, Allah pun akan mengingat kita. Adakah kebahagiaan dan keberuntungan yang lebih besar daripada ketika seorang hamba yang lemah dan fakir diingat oleh Sang Pencipta Alam Semesta?

           
Perhatikan pula sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,

"Allah Taala berfirman, ‘Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, Aku bersamanya (dengan ilmu dan rahmat) bila dia mengingat Aku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia menyebut nama-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka…. (HR. Bukhârî dan Muslim)

           
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah keluar menemui para sahabat. Beliau ternyata sedang mendapatkan mereka sedang duduk-duduk. Lantas beliau bertanya, "Apa yang membuat kalian duduk (di sini)?" Para sahabat menjawab, "Kami duduk untuk berzikir kepada Allah, Wahai Rasulullah." Rasulullah
r pun kembali bertanya, "Demi Allah, kalian tidak duduk selain karena itu?" Mereka menjawab, "Demi Allah, kami tidak duduk selain karena itu." Rasulullah r pun bersabda, "Aku tidaklah menanyakannya (dengan meminta sumpah) kepada kalian karena curiga, namun karena aku mendapat kabar bahwa Allah sedang membanggakan kalian di hadapan para malaikat-Nya." (HR. Muslim).

           
Bayangkan, Allah Subhaanahu Wa Ta’ala bersama Anda, Allah bahkan membanggakan Anda di hadapan para malaikat-Nya! Jika Anda mengingat-Nya.
Masih kaitannya dengan zikir, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

  "Perumpamaan orang yang ingat akan Rabbnya dengan orang yang tidak ingat Rabbnya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati." (HR. Bukhârî).          
Camkan hadits ini dan renungkanlah baik-baik, apabila Anda tidak berzikir dan mengingat Allah, maka Anda adalah orang mati. Sebab zikir adalah nyawanya hati, sehingga orang yang tidak berzikir hatinya akan mati.

Sekarang, tanyakanlah pada diri Anda, ‘Di manakah diri Anda dari dua perumpamaan itu? Masih hidupkah Anda ataukah sebenarnya Anda hanyalah mayat berjalan?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda,

Maukah kamu, aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu? Para sahabat yang hadir berkata, Mau (wahai Rasulullah)! Beliau bersabda, Zikir kepada Allah Yang Mahatinggi. (HR. At-Tirmidzî, Ibnu Mâjah. Lihat pula Shahih Tirmidzî 3/139 dan Shahih Ibnu Mâjah 2/316).

Jika Anda Enggan Berzikir

    Anda telah mengetahui betapa banyak dan luar biasanya keutamaan zikir ini. Sungguh sangat mengherankan, dan sepantasnya Anda menangis sejadi-jadinya jika sampai saat ini hati Anda belum juga tersentuh untuk segera berzikir menyebut nama Allah. Semoga hati Anda tidak sampai demikian. Sebab jika tidak, tidak ada yang bisa kami sampaikan lagi kepada Anda kecuali firman Allah Subhaanahu Wa Ta’ala,

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." Berkatalah ia, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman,

"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakan-nya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamu pun dilupakan." (QS. Thâha: 124-126).

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala juga berfirman,

"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Mahapemurah (Al Quran), kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya." (QS. Az-Zukhruf: 36).

Dan firman-Nya yang lain,

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS. Al Munâfiqûn: 9).

           
Setelah membaca ketiga ayat di atas, menurut Anda, apa yang akan menimpa orang-orang yang tidak mau berzikir? Kehidupan yang sempit, dibangkitkan di akhirat dalam keadaan buta, temannya adalah setan, dan menjadi orang  yang rugi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

 Barangsiapa yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berzikir kepada Allah di dalamnya, niscaya akan menjadi penyesalan baginya (di hari Kiamat) dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berzikir kepada Allah, niscaya akan menjadi penyesalan baginya (di hari Kiamat)  (HR. Abû Dâwûd; Shahihul Jaami 5/342).
             Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau sebutkan dalam ayat ini,

"Dan laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah." (QS. Al Ahzâb: 35).

Sumber dari: https://wahdah.or.id/dahsyatnya-dzikir/

 

Demikian artikel tentang kedahsyatan zikir yang dapat saya susun dari beberapa sumber lain ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, aamiin ya robbal ‘alamin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar