Bab Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq Beserta contoh-contohnya.
A.
Pengertian Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim ( تَفْخِيْمُ ) merupakan masdar dari Fakhama ( فَخَّمَ)yang berarti menebalkan. Sedang
yang disebut dengan bacaan Tafkhim adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu
dengan suara atau bacaan tebal.
Pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bacaan tafkhim itu menebalkan
huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan
menjorokkan ke depan (bahasa jawa: Mecucu), bacaan tafkhim kadang-kadang
disebut isim Maful Mufakhamah ( مُفَخَّمَةٌ )
Tarqiq ( تَرْقِيْقٌ )merupakan bentuk masdar dari
raqqaqa ( رَقَّقَ ) yang berarti Menipiskan. Sedang
yang dimaksud bacaan Tarqiq adalah menyembunyikan huruf-huruf tertentu dengan
suara atau bacaan tipis.
Pada pengertian itu tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang
tipis,dengan cara mengucapkan huruf dibibir (mulut) agar mundur sedikit dan
tampak agak meringis. Bacaan Tarqiq kadang-kadang disebut sebagai isim mafulnya
yakni muraqqaqah ( مُرَقَّقَةٌ)
B. Bacaan
Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat 7 huruf yaitu huruf istila’
yang berkumpul pada kalimat خُصَّ ضَغْطٍ قِظْ kesemuanya
harus dibaca tebal.
Contoh:
اُدْخُلُوْهَا
, وَالصَّافَّاتِ , فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ , وَالَّطيِّبُوْنَ , فَالحَقُّ
اَقُوْلُ , اِنَّامُنْتَظِرُوْنَ
Selain ke
tujuh huruf tersebut, harus dibaca tarqiq kecuali huruf lam dan ra yang
mempunyai ketentuan sendiri.
Pertama,
huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafad jalalah (لَفْظُ اْلجَلَالَة) , yakni lam yang terdapat pada
lafad الله dengan syarat lam tersebut
didahului tanda baca fathah atau dhammah.
Contoh:
صَلَاةُ
اللهِ Dibaca
Shalatullah
سَلَامُ
اللهِ
Dibaca Salamullah
سُبْحَانَ
اللهِ
Dibaca Subhanallah
شَهِدَاللهِ Dibaca Syahidallah
Kedua,
ra’ wajib dibaca tafkhim (tebal) apabila:
1. Ra’ bertanda baca fathah. Contoh :
رَحْمَةَ
اللهِ , حَشَرَةٌ , الرَّحْمنِ الَّرحِيْمِ , الفُقَرَآءَ
2. Ra’
bertanda baca dhammah. Contoh :
الأَخْيَارُ
, كَفَرُوْا , أُذْكُرُوااللهَ , رُفِعَتْ
3. Ra’
bertanda sukun (mati), sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang fathah.
Contoh:
مَرْحَبًا
, تَرْزُقُكُمْ , مَرْيَمُ , قَرْيَةٍ
4. Ra’
bertanda sukun, sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang didhammah.
Contoh :
ذُرِّيَّةً
, قُرْبَةً , عُرْيَانًا , حُرْمَةً
5. Ra’
yang bertanda baca sukun, sedangkan huruf dibelakangnya berupa huruf yang
dikasrah, namun kasrah ini bukan asli namun yang baru datang. Contoh:
إِرْجِعِى
, إِرْحَمْ , إِرْجِعُوْا ,اَمِ ارْتَابُوْا
6. Ra’
bertanda baca sukun, sedangkan huruf yang dibelakangnya berupa huruf berharakat
kasrah asli dan sesudah ra’ bertemu huruf istila’ (حرف استلاء) yang terdapat tujuh huruf yang
terkumpul dalam kalimat خُصَّ
ضَغْطٍ قِظْ contoh :
يَرْضَاهُ
, فُرْقَةٌ , لَبِالْمِرْصَادِ , قِرْطَاسٌ
C. Bacaan
Tarqiq
Pertama, huruf lam dibaca tarqiq (tipis), jika huruf lam itu berada dalam lam
jalalah yang didahului huruf yang bertanda baca kasrah.
Contoh:
الحَمْدُلِلّٰهِ
, بِاللهِ , مِنْ عِنْدِ اللهِ , بِسْمِ اللهِ
Semua lam
yang tidak berada lafad jalalah sebagaimana diatas maka harus dibaca tarqiq
(tipis) contoh:
لَيَعْلَمُوْنَ
, اِلَى اْلِابِل , مِنَ اْلعِلْمِ , كَلَّا لَوْتَعْلَمُوْنَ عِلْمَ اْليَقِيْنِ
, بِكُلِّ اٰيَةٍ
Kedua,
ra’ wajib dibaca tarqiq (tipis) jika :
1. Huruf ra’ bertanda baca kasrah, contoh :
رِضْوَانٌ
, مَعْرِفَةٌ , رِجْسٌ , سَنُقْرِئُكَ
2. Huruf
ra’ bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya’ mati atau huruf lien, contoh :
الكَبِيْرُ
, البَصِيْرُ , مِنْ خَيْرٍ , لَخَبِيْرٌ
3. Huruf
ra’ mati dan sebelumnya ada huruf yang berharokat kasrah asli, sedangkan
sesudah ra’ bukan huruf istila’. Contoh :
شِرْكٌ ,
اَاَنْذَرْهُمْ , فِرْعَوْنُ , لَشِرْذِمَةٌ
Cukup
sampai disini pembahasan tentang Hukum
Bacaan Tafkhim Dan Tarqiq. Semoga mudah dipahami dan menambah ilmu
tajwid kita guna membaca Al Qur’an dengan benar sesuai standar.
Untuk
bahan latihan, mari perhatikan kalimat berikut ini dan bedakan bacaannya
Tafkhim dan Tarqiq:
اَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, إِذَاجَاءَ نَصْرُاللهِ وَاْلفَتْحُ وَرَأَيْتَ
النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِى دِيْنِ اللهِ اَفْوَاجًا. فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
وَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (الفتح)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar